LANGKAH-LANGKAH AUDIT MANAJEMEN
Nama : Eva Nurzanah
NPM : 113080107
Tingkat/Kelas: 3-D (Semester enam)
Prodi : Pendidikan
Ekonomi
Mata kuliah : Pemeriksaan Manajemen
AUDIT pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka
mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk
memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa hal penting yang
harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
1. Pemahaman
auditor terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang
dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam
pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang
sumber daya (kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan
berbagai kegiatan.
Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan
tujuan, sasaran, standar operasi, serta risiko bawaannya. Dalam kebanyakan
audit, informasi penting dapat diklasifikasikan ke dalam fungsi dasar
manajemen:
a) perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan control.
b) Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan
selama audit pendahuluan.
c) Melalui pengamatan yang gigih dan
Tanya jawab yang cerdas.
Auditor membuat kesimpulan
sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit termasuk indikasi
adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi dasar dalam membuat
kesimpulan tersebut berbagai temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama
indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, digunakan sebagai
dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit dan penentuan
kriteria serta bukti-bukti yang diperlukan.
Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau
pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas
objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih
efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas
audit tentang hal-hal berikut:
a) Informasi yang mendukung tujuan audit.
b) Informasi yang mengarahkan ruang
lingkup audit.
c) Informasi yang mengarah pada tujuan
audit
2. Penentuan
Tujuan Audit
Auditor harus merumuskan tujuan audit yang lebih
rinci. Beberapa alasan yang mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk di
antaranya:
a)
Terjadinya pemborosan dan
ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
b)
Tujuan yang telah
ditetapkan tidak tercapai.
c)
Adanya alternative yang
lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d)
Terjadinya penyimpangan
dalam penggunaan sumber daya
e)
Adanya penyimpangan
terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
f)
Sistem informasi dan
pelaporan kurang baik.
Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara
sebagai berikut:
a.
Mengindentifikasi tujuan
yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas.
b.
Mempertimbangkan tujuan
audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
c.
Membahas dengan pemberi
tugas dan pengelola objek audit.
Jika auditor memiliki wewenang yang besar harus memperhatikan dengan
cermat tentang arti penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan
petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam
penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat
apakah:
a.
Sasaran dapat memungkinkan
untuk diaudit.
b.
Sumber daya cukup tersedia
untuk melaksanakan audit.
c.
Waktu pelaksanaan yang
tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah
audit dapat dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Auditor harus membedakan tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan
audit, auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan audit yang harus diperhatikan auditor:
a.
Tujuan objek audit yang
beraneka ragam dan tidak konsisten.
b.
Tujuan objek audit yang
kurang jelas.
c.
Kegiatan objek audit yang
rumit dan kompleks
d.
Pengendalian yang lemah
e.
Perubahan-perubahan yang
tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
f.
Perubahan lingkungan objek
audit.
Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor
yang mempengaruhi penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas
audit untuk mendapatkan kesamaan
sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.
3. Penentuan Ruang
lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di
samping itu, penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang
telah ditetapkan.
Ruang lingkup audit manajemen terdiri atas :
a)
Bidang Keuangan
b)
Ketaatan kepada peraturan
dan kebijakan perusahaan
c)
Ekonomisasi
d)
Efisiensi
e)
Efektivitas
Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini
terkandung pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan
kesimpulan hasil audit. Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit:
a)
Kriteria
Merupakan
norma, standar atau sekumpulan standar yang menjadi panduan setiap
individu(kelompok) dalam melakukan aktivitas sebagai pelaksanaan atas wewenang
dan tanggungjawab yang diberikan padanya.
b)
Penyebab
Merupakan
tindakan atau aktivitas actual yang dilakukan oleh setiap individu (kelompok)
yang terdapat pada objek audit.
c)
Akibat (effect)
Merupakan
hasil pengukuran dan pembandingan antara aktivitas individu (kelompok) dengan
criteria yang telah ditetapkan terhadap aktivitas tersebut.
4. Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan
yang berkaitan dengan objek audit
Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
peraturan-peraturan yang berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum
maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang
diselenggarakan pada objek audit, sehingga auditor
dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuannya
5. Pengembangan Kriteria Awal dalam audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap
individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
a)
Tujuan dari kegiatan yang
diaudit
b)
Pendekatan audit
c)
Aktivitas tujuan audit
Karakteristik
kriteria yang baik antara lain:
a)
Realistis
b)
Dapat dipercaya
c)
Bebas dari pengaruh
kelemahan manusia
d)
Mengarah pada temuan-temuan
dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas audit.
e)
Dirumuskan secara jelas dan
tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda.
f)
Dapat dibandingkan
g)
Diterima semua pihak
h)
Lengkap
i)
Memerhatikan adanya rentang
waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung.
Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa
sumber, antara lain :
a)
Undang-undang (peraturan)
yang berlaku
b)
Kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan dalam objek audit
c)
Norma yang sudah mendapat
pengakuan secara umum
d)
Kriteria yang digunakan pada
objek audit sejenis
e)
Pengalaman auditor dalam
tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis
6. Kesimpulan Hasil Audit
Pendauluan
Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang
akan diambil dalam tahapan audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat
mengindentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu
auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit
walaupun masih bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat
tentang hal-hal sebagai berikut :
a) Daftar
bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit
pada tahap audit selanjutnya.
b) Alasan
mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
c) Temuan-temuan
sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang termasuk dalam
daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan, berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
d) Rekomendasi
sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
e) Tindakan-tindakan
perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan rekomendasi sementara
yang diberikan auditor sebelumnya.
f) Bukti-bukti
yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit sementara
yang telah ditetapkan.
Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control,
pengawasan, dan manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak
dilakukannya audit. Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan
lapangan akan dilakukan, mungkin berguna untuk membuat ringkasan hasil survey
dan melaporkan secara informal ke manajemen.
REVIEW TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan proses
yang berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan. Dalam audit SDM, auditor harus memahami hal ini terutama yang
berkaitan dengan pengelolaan SDM. Beberapa hal yang berhubungan dengan sistem
pengendalian manajemen yang harus diperhatikan oleh auditor dalam audit SDM
antara lain:
1. Pernyataan Tujuan
Tujuan suatu perusahaan harus dinyatakan dengan jelas dan
disosialisasikan ke berbagai tingkatan manajemen untuk dipahami. Dalam
melakukan penelaahan terhadap system pengendalian manajemen perusahaan, auditor
harus memahami dengan baik tujuan perusahaan.
2. Rencana Perusahaan
Rencana harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan
strategi untuk mengimplementasikannya.
3. Kualitas dan Kuantitas SDM yang memadai
Pelaksanaan audit SDM pada dasarnya adalah untuk memastikan apakah
kebutuhan potensial SDM bagi perusahaan (baik kuantitas maupun kualitas) telah
terpenuhi secara ekonomis, efektif dan efisien. Ruang lingkup audit SDM dibagi
ke dalam tiga kelompok, sesuai dengan administrasi aset tetap pada umumnya,
yaitu perolehan, penggunaan, dan penghentian pengguna sebagai berikut:
a)
Rekrutmen atau perolehan
SDM, mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan SDM hingga proses seleksi dan
penempatan.
b)
Pengelolaan (pemberdayaan) SDM,
meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM setelah ada di perusahaan, mulai dari
pelatihan dan pengembangan sampai dengan penilaian kinerja karyawan.
c)
Pemutusan hubungan kerja (PHK)
karena mengundurkan diri maupun pemecatan akibat pelanggaran aturan perusahaan.
4. Kebijakan dan Praktik yang Sehat
Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat
perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar
terjadi komunikasi timbal balik antar kedua kelompok kepentingan utama yaitu
pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan.
5. Sistem review yang efektif
penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh keyakinan
bahwa kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan baik. Sistem
review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan review
terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Elemen sistem review yang
baik, pelaksanaan supervisi harus dilaksanakan secarai memadai.
AUDIT LANJUTAN
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan
pengelompokan terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria,
penyebab dan akibat. Auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan
menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan tujuan audit, dan akhirnya
dapat disusun suatu simpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima
oleh objek audit.
Langkah –
langkah audit pada tahap ini meliputi:
1.
Mengumpulkan tambahan
informasi latar belakang objek audit.
2.
Memperoleh bukti – bukti
yang relevan, material, dan komponen.
Bukti harus mempunyai hubungan
dengan criteria audit : Relevan, Material, Kompeten, Cukup
3.
Membuat ringkasan dalam
pengelompokan bukti.
Bukti-bukti yang telah diperoleh
dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan
audit meliputi: criteria, penyebab, dan akibat.
4.
Menyusun kesimpulan atas
dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan mengidentifikasi bahwa akibat
yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kritera cukup penting
dan material.
Mengumpulkan
Tambahan Informasi Latar Belakang
Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan
data yang lebih lengkap dalam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar
pembuatan kesimpulan audit. Data yang diperoleh pada tahap ini memungkinkan
juga untuk diperoleh dari luar perusahaan yang memiliki relevansi dengan
kegiatan yang sedang diaudit.
Memperoleh
Bukti
Dari sudut pandang auditor bukti adalah fakta dan informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Dalam proses
audit, auditor harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dan informasi yang
relevan, andal, dan berkaitan dengan tujuan audit. Tujuan dari diperolehnya
bukti ini adalah untuk menentukan bahwa:
a)
Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan
dapat diterima
b)
Terdapat pelaksanaan yang
menyimpang, merupakan penyebab dari timbulnya akibat yang kurang menguntungkan
bagi kegiatan yang diudit
c)
Terdapat akibat yang cukup penting
dan material dari terjadinya perbedaan antara kondisi dengan criteria yang
telah ditetapkan.
Membuat
Ringkasan dan Mengelompokkan Bukti
Bukti-bukti yang ditemukan dalam audit kemudian
diringkas dan dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi:
criteria, penyebab dan akibat. Bukti-bukti yang termasuk dalam criteria adalah
keseluruhan temuan audit yang berkaitan dengan norma standar yang ditetapkan
perusahaan. Sedangkan bukti-bukti yang termasuk dalam kelompok penyebab biasanya
berupa berbagai tindakan menyimpang atau tindakan positif yang tidak dilakukan
yang merupakan sumber terjadinya ketidakekonomisan, ketidakefisienan operasi,
dan ketidakefektifan pencapaian tujuan. Bukti-bukti yang merupakan kelompok
akibat biasanya ditemukan terlebih daahulu. Bukti-bukti ini adalah hasil
pengukuran antara penyebab yang terjadi dengan criteria yang berhubungan dengan
penyebab tersebut.
Pengembangan
Temuan dalam Audit Lanjutan
Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa
informasi khusus yang bersangkutan dengan aktivitas yang diaudit, dievaluasi,
dan yang dianalisis karena diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi
pengguna laporan. Dengan pengembangan temuan ini akan diketahui secara lebih
jelas tentang adanya penyimpangan yang terjadi, penyebab terjadinya
penyimpangan, dan akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan tersebut serta
rekomendasi yang akan diberikan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut.
Perubahan
Luas dan Arah Pengembangan Temuan
Informasi yang diperoleh selama
pengembangan temuan mungkin mengarahkan perlunya untuk melakukan perubahan arah
atau tekanan terhadap audit yang telah direncanakan atau perlu dilakukannya
perluasan atau pengurangan terhadap ruang lingkup audit. Dengan mengawasi secara seksama terhadap
perkembangan hal-hal yang mungkin merupakan temuan, auditor akan segera bias
mengambil keputusan tentang wujud kegiatan selanjutnya.
PELAPORAN
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit.
Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu :
a)
Cara penyajian yang
mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit.
b)
Cara penyajian yang
mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para
pengguna laporan hasil audit ini.
Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan
audit dan rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang
terjadi serta rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut.
Tindak Lanjut
Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor
merupakan bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja
perusahaan atas beberapa kelemahan/kekurangan yang masih terjadi. Auditor tidak
memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk melaksanakan tindak
lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi lebih menempatkan diri
sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut
yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama
antara manajemen dan auditor, dan juga harus menyajikan analisis dan manfaat
yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta
kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak
ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar