Sabtu, 19 Maret 2016

DASAR GURU PROFESIONAL DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI KELAS 3 SMK





DASAR GURU PROFESIONAL DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA
DI KELAS 3 SMK
Karya Ilmiah

                             Oleh:
             Eva Nurzanah 113080107      





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2015/20



16




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang Masalah

Peran dan fungsi guru sangat penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru Profesional adalah merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.
Mengingat pentingnya pembelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka upaya untuk meningkatkan belajar siswa harus diterapkan  dengan baik, Untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan.
Selama ini, proses pembelajaran yang berlangsung di kelas XII SMK masih sedikit sekali yang memperoleh hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan, walaupun telah banyak dilakukan penerapan strategi dan metode yang dilakukan. Dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan beberapa model pembelajaran diantaranya metode Tanya-jawab, seluruh siswa yang menggunakan model tersebut menciptakan suasana di kelas terutama siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar, tetapi khusus pada kelas XII siswanya sebagian kecil aktif dan sebagian besar pasif sehingga hasil belajar sebagian besar tidak tuntas dalam pembelajaran di sekolah. Siswa kurang aktif bertanya, menanggapi dan menjawab pertanyaan serta hasil belajar siswa masih rendah dibawah nilai rata-rata.
Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas peneliti memilih judul penelitian “Dasar Guru Profesional dalam Meningkatkan Belajar Siswa di Kelas 3 SMK “.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahanya dari karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Dasar Guru Profesional dalam Meningkatkan Belajar Siswa di Kelas 3 SMK” dipaparkan sebagai berikut:
1.      Apa cara guru profesional dalam meningkatkan minat belajar siswa?
2.      Bagaimana cara siswa menumbuhkan minat belajarnya?
3.      Bagaimana hasil observasi di kelas 3 SMK dalam meningkatkan minat belajar ?

C.    Tujuan Masalah
Tujuan merupakan motivasi yang dapat menimbulkan seseorang melakukan kegiatan seefektif dan seefisien mungkin agar mendapatkan hasil yang optimal. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk:
1.      Untuk mengetahui cara guru profesional dalam meningkatkan minat belajar siswa.
2.      Dapat mengetahui cara siswa untuk menumbuhkan minat belajarnya.
3.      Untuk mengetahui hasil observasi di kelas 3 SMK dalam meningkatkan minat belajar.

D.    Manfaat
Manfaat yang akan didapat bagi para pelajar/ mahasiswa , yaitu :
1.      Bisa dijadikan pembelajaran atau pengetahuan tentang pentingnya meningkatkan minat belajar siswa.
2.      Dapat memperbaiki pembelajaran agar meningkatkan minat belajar.
3.      Dapat mengetahui cara meningkatkan minat belajar.





E.     Metode Pembahasan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis melakukan study kasus yaitu mengumpulkan data-data yang diambil dari buku pelajaran dan menelusuri browser serta observasi hal ini untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah sebagai data yang jelas dan fakta.


F.     Sistematika Pembahasan

BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, metode      pembahasan dan metode sistematika pembahasan.

BAB II: permasalahan yang menguraikan tentang rumusan masalah dan tujuan masalah.

BAB III: pembahasan yang memaparkan rumusan masalah..

BAB IV: menguraikan tentang penutupan yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN




BAB II
PERMASALAHAN


1.      Masalah Pembelajaran
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :
“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya :
a.   Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
b.   Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya.
c.  Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
d.   Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
e.  Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya. 

2.      Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa.
Faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar:
a.       Faktor-Faktor Internal Belajar
1)      Sikap Terhadap Belajar
Selama melakukan proses pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakan belajar. Sikap yang salah akan membawa siswa mersa tidak peduli dengan belajar lagi. Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif.
2)      Motivasi Belajar                                   
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
3)      Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru perlu melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat. Menurut seorang ilmuan ahli psikologis kekuatan belajar seseorang setelah tiga puluh menit telah mengalami penurunan. Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa menit. Dengan memberikan selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.
4)      Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menrima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar.
5)      Kemampuan Berprestasi
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan puncak suatu proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan hasil belajar yang telah lama ia lakukan. Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau menstransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh pada proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
6)      Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Semakin sering siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya dirinya akan meningkat. Dan apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan merasa lemah percaya dirinya.
7)      Intelegensi Dan Keberhasilan Belajar
Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari. Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu pada tempatnya mereka didorong untuk melakukan belajar dibidang kterampilan.
8)      Kebiasaan Belajar
Kebiasaan-kebiasaan belajar siswa akan mempengaruhi kemampunanya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah-sekolah pelosok, kota besar, kota kecil. Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan oleh ketidakmengertian siswa dengan arti belajar bagi diri sendiri.
9)      Cita-Cita Siswa
Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu didikan. Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi siswa sehingga siswa selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi menggapai cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi maka siswa diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuannya sendiri.
b.          Faktor-Faktor Eksternal Belajar
    Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik . Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.
2)      Prasarana Dan Sarana Pembelajaran
Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan baik.
3)      Lingkungan Sosial Siswa Di Sekolah
Tiap siswa dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi hubungan akrab kerjasama, kerja berkoprasi, berkompetisi, bersaing, konflik atau perkelahian.
4)      Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau yayasan pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat. Dengan kemajuan dan perkembangan masyrakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi berubah.
3.   Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar
Kesulitan belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :
a.      Faktor-faktor Internal ( faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri ), antara lain:
1)      Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan ( alergi, asma, dan sebagainya ).
2)      Ketidak seimbangan mental ( adanya gangguan dalam fungsi mental ), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.
3)      Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment),  tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi.
4)      Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
b.      Faktor Eksternal ( faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ), yaitu :
1)      Sekolah, antara lain :
·         Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
·         Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru)
·         Metode mengajar yang kurang memadai
·         Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar
2). Keluarga (rumah), antara lain :
·         Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.
·         Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
·         Keadaan ekonomi.

Menurut Lindgren, (1967 : 55) bahwa lingkungan sekolah, terutama guru. Guru yang akrab dengan murid, menghargai usaha-usaha murid dalam belajar dan suka memberi petunjuk kalau murid menghadapi kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan hal ini akan menyuburkan keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-hari, guru yang memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh muridnya, sehingga murid-muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang positif.
Jadi jelaslah bahwa guru yang kurang akrab dengan murid, kurang menghargai usaha-usaha murid maka murid akan merasa kurang diperhatikan dan akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau kurangnya minat belajar sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan seorang murid dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus benar-benar memperhatikan peserta didiknya.

4. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar adalah :
a)      Identifikasi masalah siswa
b)      Diagnosa
c)      Prognosa
d)      Pemberian Bantuan
e)      Follow up (tindak lanjut) 
Upaya-Upaya Penanggulangan Masalah Belajar :
a)      Perhatikan Mood
b)     Siapkan Ruang Belajar
c)       Komunikasi
d)     Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
e)      Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya
f)      Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami berbagai kesulitan.
g)     Memperkirakan alternatif pertolongan.
BAB III
PEMBAHASAN

A.    Cara Guru Profesioanl Membangkitkan Minat Belajar Siswa di Sekolah
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar. 

Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. 

Menurut Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana penetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya. 

Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. 

Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. 
Indikator-indikator minat belajar siswa terdiri dari: adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memehami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal.

           Menjadi guru yang profesional dapat menciptakan strategi dalam mengatur pembelajaran untuk meningkatkan belajar siswanya terutama di kelas 3 dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Melihat cara belajar siswa
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. (Hamalik Pemar : 2001) Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. 

Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. 

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga. Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar mem-bantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. 

Menurut Gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Menurut James O.Wittaker, “learning may be defined as the process by which behavior organites or is altered through training or experience”. Belajar dapat didefini-sikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 
Menurut Howard L. Kingsley, “learning is the process by which behavior (in the broader sense) I s organited or changed through practice or training”. Belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

2.      Membuat Pedoman Cara Belajar
Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran. 

Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

3.      Memperhatikan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a.       Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu.
Yang termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. 
b.      Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial
Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dan motivasi sosial. 
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu merupaka proses yang cukup kompleks. Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan lancar dn pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik. 
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui kesulitan.

4.      Mengetahui Minat Belajar Siswa

a.      Pengertian Minat Belajar
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat. 

Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan. 

Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 

Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 :109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. 

Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok. 

Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar.

b.      Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar
Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang  sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2)      Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3)      Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4)      Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
5)      Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

5.      Memberikan Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu. 
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakansecara individu atau kelompok. Dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan. 
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu. 
Setiap individu yang belajar tentu dengan usaha atau kerja keras agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan tentang pengertian alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran, indicator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.





B.    Faktor Siswa untuk Menumbuhkan Minat Belajarnya
Selain guru yang menumbuhkan minat belajar siswa di kelas 3 SMK, siswa juga diharapkan dapat menumbuhkan minat belajarnya, inilah kiat – kiat agar pelajar mempunyai  minat belajar antara lain adalah:

1.      Keinginan Pelajar

Sebagai siswa memang dituntut agar belajar dan meraih cita – cita yang diinginkan. Tapi semua itu tidak akan tercapai jika siswa atau siswi itu tidak mempunyai keinginan untuk belajar dan mengulang pelajaran dirumah. Tugas – tugas rumah atau lebih sering dikenal dengan PR, sangat menunjang keberhasilan siswa. Karena jika ada keinginan siswa itu untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru atau bidang study yang bersangkutan secara tidak langsung siswa telah mengulang pelajaran yang diberikan tersebut.
Tak hanya pekerjaan rumah ( PR) saja yang bisa membuat pelajaran mengulang tapi juga dengan belajar kelompok untuk membahas hal – hal atau soal – soal yang tidak bisa diselesaikan siswa. Dengan begitu minat belajar untuk belajar sedikit demi sedikit akan mulai muncul dan keinginannya akan membuatnya selalu mengualang pelajaran yang diberikan pleh guru. Ataupun pergi ke bimbel – bimbel yang ada dan mendiskusikan pelajaran – pelajaran yang dianggap sulit seperti’ matematika, bahasa inggris, fisika ataupun kimia.
Pelajar yang biasa membaca bukku seperti Novel ataupun cerpen juga bisa menunjang keinginan belajarnya karena ia mempunyai keinginan dan rasa ingin tahu yang besar. Karena dari membaca siswa dapat mengetahui hal – hal yang baru seperti alat – alat telekomunikasi yang banyak beredar di tengah masyarakat dunia.

2.      Kedisiplinan Sekolah

Mata pelajaran yang disukaipun bisa menjadi faktor utama penyebab keberhasilan siswa  karena jika siswa tidak menyukai mata pelajaran yang sedang dijelaskan guru bidang study. Siswa akan mudah bosan dan akhirnya membenci mata pelajaran tersebut. Tak hanya itu gurupun berpesan dalam minat belajar siswa karena denga tidk adany guruyang mengajar dan mengarahkan serta menasehati siswa. Maka siswa itu akan dengan mudahnya terbawa lingkungan yang dianggap kurang baik, seperti pengarh teman yang negatif seperti salah satu siswa yang suka keluar, berbicara saat PBM dengan temannya. Pengaruh ini yang banyak terlihat dari siswa. Dan sangat susah untuk menghilanGkannya.
Lingkungan sekolah pun menjadi salah satu faktor minat belajar seorang siswa.  Jika sekolah mereka mempunyai peraturan yang sangat ketat tentu para siswa akan lebih berhati – hati jika melakukan suatu kesalahan. Tapi jika disiplin sekolah diman tempat mereka bersekolah rendah atau longgar siswa akandengan mudah melanggar perturan dan kedisiplinan.

3.      Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal pun banyak menjadi faktor penentu keberhasilan siswa. Jika siswa tinggal ditempat berpendidikan maka tak hayal banyak mereka yang berhasil. Dan jika mereka tinggal ditempat yang tak mementinglkan pendidikan maka banyaklah generasi yang malas.
Pengaruh temanpun juga banyak ditemui sebagai penyebab seorang pelajar itu gagal dan menyesal dikemudian hari. Jika pelajar yang lainnya dengan mudah  terpengaruh dengan apa yang ia katakan. Seperti pelajar yang suka merokok. Ia akan membawa dampak buruk bagi siswa lainnya karena ia akan mempengaruhi pelajar lainnya untuk mencoba dan merasakan hal – hal baru. Karena diusia remaja pelajar masih banyak yang masih labil. Ia akan dengan mudah mencoba hal – hal baru karena remaja identik dengan coba – coba.

4.       Keluarga

Jika dari pihak keluarga siswa terbiasa disiplin tentu tidak akan susah mengatur siswa tersebut untuk melakukan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru disekolah. Dan perhatian orang tua tak hanya dirumah tapi bagaimana sifat dan kebiasaan anaknya disekolah, rumah dan lingkungan. Orang tua akan lebih mudah mengetahui anaknya jika ayah/ ibu bisa memahami apa – apa yang ada dalam diri si anak.
Keluarag Broken Home, yang sering menjadi korbannya adalah anak – anak dari hasil perkawinannya. Seperti orang tua yang asyik melakukan aktifitasnya dan anaknya pun sibuk dengan lingkungan. Sehingga komunkai antara orang tua dengan anak menjadi terganggu. Semua itu harus dihindari karena bisa menyebabkan ketidak harmonisan hubungan antara anak dan orang tua. Anak yang terdiri dari keluarga broken home banyak yang terjerumus pada hal – hal yang tidak diinginkan. Seperti anak bisa saja terjerumus pada pergaulan bebas yang identik dengan sex bebas.

5.      Perpustakaan

Sering keperpustakaan dan membaca. Dengan seringnya seseorang keperpustakaan dengan sendirinya ia akan terpengaruh untuk ingin tahu dan ingin membaca. Karena ilmu itu sangat banyak terdapat diperpustakaan. Seperti kita dapat memanfaatkan buku – buku tersebut dalam mengisi waktu luang dan mengasah otak siswa.
Siswa juga dapat mencari soal – soal ujian yang telah lampau untuk dibahas baik untuk sendiri – sendiri ataupun secara berkelompok. Cara seperti ini juga bisa difaktorkan sebagai alat pemacu belajar siswa dan sukses dalam ujian nasional. Karena selain hemat biaya siswa juga bisa mendapatkan denganmudah karena difasilitasi oleh sekolah. Jika siswa mencari ketoko – toko buku siswa Tentu akan akan mengeluarkan biaya yang lumayan banyak seperti ongkos pembelian buku itu sendiri. Siswa juga dapat memperoleh buku yang  ia inginkan dengan cara di bawa ke rumah selama beberapa hari. Karena pustaka sekolah sangat mendukung keberhasilan siswa


6.      Cita – Cita

Jika seorang siswa mempunyai cita-cita yang sangat ia minati secara tidak langsung ia akan mengejar cita-citanya itu dan itu artinya siswa telah termotifasi dalam belajar. Atau faktor pendorong yang sangat utama. Sebenarnya cita-cita itu tergantung dari minat siswa jika seorang siswa tertarik akan sesuatu ia akan berusaha untuk mendapatkan. Dan jika siswa itu telah mendapatkannya ia akan berusaha untuk mempertahankannya karena yang ia dapatkan itu tidak mudah atau sangat banyak cara dan rintangannya untuk menggapai sesuatu itu.

7.      Pola Belajar

Seorang siswa harus mempunyai pola atau cara belajar yang baik. Supaya apa yang ia inginkan bisa tercapai dengan memuaskan. Sebagai siswa yang ingin berprestasi pola belajar yang benar adalah :
Ø      Sering membaca
Ø      Membuat PR (Pekerjaan Rumah)
Ø      Jangan Cepat Puas
Ø      Tingkatkan Rasa Ingin Tahu
Ø      Dan sering mengulang pelajaran

Dan cara-cara belajar diatas jika siswa dapat menguasainya, maka siswa dengan mudah menguasai materi yang diberikan oleh guru. Dan siswa atau khususnya bagi siswa kelas tiga harus sering-sering membahas soal-soal ujian akhir kelas tiga yang telah lampau. Karena dengan begitu siswa bisa memperkirakan soal-soal yang akan dia hadapi jika nanti waktu ujian nasional atau ujian sekolah datang. Tidak itu saja siswa juga terbiasa dengan soal-soal yang akan mereka hadapi nanti, karena mereka telah lebih dahulu membahas soal-soal yang telah lampau.

C.    Hasil Observasi
Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa dan untuk mengetahui solusi apa yang diberikan oleh pihak BK (Bimbingan Konseling) dalam mengatasi masalah belajar siswa.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diketahui penyebab kesulitan belajar siswa, diantaranya sebagai berikut :
1.   Keadaan kelas yang kurang kondusif. Penataan ruangan yang tidak menunjang dalam kegiatan pembelajaran.
2.   Cara mengajar guru yang tidak memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa dan sikap guru yang dictator.
3.   Pandangan siswa terhadap suatu mata pelajaran yang menganggap mata pelajaran itu sulit sehingga siswa merasa segan dan terbebani untuk mempelajarinya.
4.   Adanya faktor dari lingkungan luar seperti masalah keluarga dan masalah ekonomi.

Adapun solusi yang diberikan oleh pihak BK (Bimbingan Konseling) dalam mengatasi masalah belajar siswa, yaitu :
1.   Melakukan pendekatan terhadap siswa
2.    Pencarian data tentang masalah yaitu dengan berkomunikasi dengan orang tua siswa dan wali kelas.
3.   Melakukan konsultasi secara privat.













BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Guru dalam mengajar seyogyanya menggunakan metode belajar yang bervariasa sehingga menimbulkan rasa ketertarikan pada diri siswa. Dengan adanya rasa ketertarikan ini anak akan berminat untuk mengikuti pembelajaran. Anak tidak merasa jenuh, sehingga ada semangat untuk belajar. Dan diharapkan ke depannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.  
Dalam pembahasan “Minat Belajar Siswa” dapat kita simpulkan bahwa, baik buruknya seorang pelajar tergantung dengan keinginan dan semangat belajar yang ia miliki atau lebih jelasnya tergantung dari diri pelajar itu sendiri Serta guru yang mampu menciptakan suasana yang kondusiv. Jika keinginan belajarnya tinggi atau semangatnya tinggi, maka ia akan memperoleh nilai yang baik, dan sebaliknya jika seorang pelajar itu malas ia akan ketinggalan dan nilainya akan buruk atau tidak memuaskan.
Dari hasil observasi yang kita lakukan, dapat kita ketahui bahwa ada 2 faktor yang dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran, yaitu:
·         Faktor  internal belajar siswa, meliputi sikap siswa dalam belajar, motivasi belajar siswa, konsentrasi siswa, cara mengolah pembelajaran, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa.
·         Faktor eksternal belajar siswa, meliputi guru sebagai pembina siswa belajar, sarana dan prasarana, lingkungan siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.
Adapun solusi yang diberikan oleh pihak BK (Bimbingan Konseling) dalam mengatasi masalah belajar siswa, yaitu :
·         Melakukan pendekatan terhadap siswa
·         Pencarian data tentang masalah yaitu dengan berkomunikasi dengan orang tua siswa dan wali kelas.
·         Melakukan konsultasi secara privat.


B.    SARAN

Saran dari penulis, cobalah belajar dengan serius dan gunakan waktu luang dengan sebaik-baiknya bukan dengan dorongan guru saja karena jika tidak ,hasil yang akan didapat tidak memuaskan pelajar itu sendiri. Dan waktu belajar akan terbuang dengan sia-sia. Jadilah generasi yang mau belajar dan mencari ilmu pengetahuan karena dengan begitu pelajar akan dengan mudah terjun ke masyarakat nanti.
Agar proses belajar mengajar siswa dapat berlangsung secara optimal, diperlukan pendekatan yang lebih intensif dari guru BK. Sehingga siswa dapat terus terpantau bagaimana perkembangannya dalam proses pembelajaran.





























DAFTAR PUSTAKA














Tidak ada komentar:

Posting Komentar