Minggu, 25 Desember 2016

PROSES BISNIS DALAM PRODUKSI

Nama              : Eva Nurzanah
NPM               : 113080107
Tingkat/Kelas: 4-D (Semester Tujuh)
Prodi               : Pendidikan Ekonomi
Mata kuliah   : Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Dosen              : Mohamad Joharudin, M.Pd
Pertemuan ke Delapan

PROSES BISNIS DALAM PRODUKSI


A.    PENGERTIAN PRODUKSI
Produksi adalah kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dapat dilakukan secara perseorangan (individu) maupun berkelompok. Orang atau pihak yang menghasilkan barang disebut produsen. Hasil produksi berupa barang atau jasa.
Dalam ekonomi, produksi diartikan sebagai suatu kegiatan dari berbagai lapangan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat. Kegiatan produksi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Menurut lapangan usahannya
1) Produksi sektor primer
2) Produksi sektor sekunder
3) Produksi sektor tersier
b. Menurut kepemilikannya
1) Produksi sektor publik
2) Produksi sektor swasta
c. Menurut tujuannya
1) Produksi sektor konsumsi
2) Ptoduksi sektor investasi

B.     FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
a.       Faktor produksi alam
Faktor produksi alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pemuas kebutuhan.
Ciri-cirinya:
1) Tersebar tidak merata diberbagai tempat
2) Jumlah terbatas
3) Ada yang dapat di perbaharui dan ada yang tidak dapat diperbaharui

Macam-macam faktor produksi alam
1)      Faktor produksi alam yang tidak dapat di perbaharui
2)      Faktor produksi alam yang dapat di perbaharui
3)      Sumber daya produksi alam berupa sumber energy
b.      Faktor produksi tenaga kerja
Faktor produksi tenaga kerja memegang perencanaan, sehingga harus selalu ditingkat kemampuan atau keahliannya baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
c.       Faktor produksi modal
modal memiliki peranan penting dalam proses pengadaan barang dan jasa. Dengan modal yang memadai akan terjadinya kelancaran dalam menjalankan kegiatan ekonomi
d.      Faktor produksi kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan adalah faktor produksi yang perlu dimiliki seorang pengusaha dalam menentukan faktor faktor produksi, yang meliputi faktor produksi alam, tenaga kerja dan modal. Faktor produksi kewirausahaan sangat diperlukan dalam mengendalikan dan mengelola badan usaha atau perusahaan.

C.    PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Manajemen operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
1)      Tahap  Perencanaan, meliputi : Penentuan strategi operasi, penentuan lokasi pabrik, Riset dan pengembangan produk, penentuan jumlah produk, penentuan luas dan pola produksi, penyusunan layout & job design, serta penentuan standar kerja.
2)      Tahap Pelaksanaan, meliputi : pengaturan bahan baku, pengturan proses produksi, pemeliharaan dan penggantian fasilitas, perbaikan lingkungan kerja dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
3)      Tahap Pengawasan, meliputi : pengawasan kuantitas, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
Dengan demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

D.    PENENTUAN LOKASI PERUSAHAAN DALAM PRODUKSI
a. Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:
1)      Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan subyektif  ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat keputusan subjektif.
2)      Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
1)      Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung dari letak tanah.
2)      Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.
3)      Insentif pajak
Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4)      Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat sumber permintaan dari konsumen.
5)      Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih mudah mengakses perusahaan.
dalam menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain.
c. Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
1)      Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus banyak tersedia.
2)      Metode perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
3)      Dengan pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
d.   Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya angkut, namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.

E.     RANCANGAN PABRIK DAN SISTEM PRODUKSI
Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai berikut :
a.       Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian digudangkan.
b.    Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi
c.    Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis produksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.

F.     PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI DAN PENENTUAN STANDAR
Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
a.         Penghitungan Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan. Besarnya forecast produksi dirumuskan :
b.        Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan variable; Haraga jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn selalu tetap; Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.
c.         Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :
-          Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.
-          Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
-          Standar Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh efisiensi yang maksimal.
-          Standar Produktivitas (Productivity
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan. Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
a.       Total factor Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan dengan Labor + Capital + Material + Energy input + Businnes service.
b.      Material Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan material.
c.       Labour Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.

F.     PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI
Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.
a.             Pembelian Bahan Baku
Para menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b.            Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
c.             Routing
Roting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.
d.            Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.
e.             Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara Pengawasan
1). Pengawasan Terhadap Produk
Dengan Sertivikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standart industri, asosiasi dan sebagainya.
2). Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.
3). Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
4). Pengawasan Terhadap Proses Produksi
-        Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang yang pekerjanya sejenis.
-        Perolehan Sertifikasi ISO
Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak lanjutnya.
-        Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.
-        Pengawasan Terhadap Standart Produksi
Dengan menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita pembelanjaan di bagian produksi.

REFERENSI
Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN). 2010

Al arif,M.Nur Rianto dan Euis Amalia .2010.Teori Mikro Ekonomi.Jakarta:Kencana

Bangun,Wilson.2007.Teori Ekonomi Mikro.Bandung:Refika Aditama



http://kumansite.blogspot.co.id/2013/05/ teori-produksi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar