Nama :
Eva Nurzanah
NPM :
113080107
Tingkat/Kelas: 4-D (Semester Tujuh)
Prodi :
Pendidikan Ekonomi
Mata kuliah : Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Dosen : Mohamad Joharudin, M.Pd
Pertemuan ke Delapan
PROSES
BISNIS DALAM PRODUKSI
A.
PENGERTIAN
PRODUKSI
Produksi
adalah kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dapat dilakukan secara perseorangan
(individu) maupun berkelompok. Orang atau pihak yang menghasilkan barang
disebut produsen. Hasil produksi berupa barang atau jasa.
Dalam
ekonomi, produksi diartikan sebagai suatu kegiatan dari berbagai lapangan usaha
yang dilakukan oleh suatu masyarakat. Kegiatan produksi dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu:
a. Menurut
lapangan usahannya
1) Produksi
sektor primer
2) Produksi
sektor sekunder
3) Produksi
sektor tersier
b. Menurut
kepemilikannya
1) Produksi
sektor publik
2) Produksi
sektor swasta
c. Menurut
tujuannya
1) Produksi
sektor konsumsi
2) Ptoduksi
sektor investasi
B. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
a. Faktor produksi alam
Faktor
produksi alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai alat pemuas kebutuhan.
Ciri-cirinya:
1) Tersebar tidak merata diberbagai tempat
2) Jumlah
terbatas
3) Ada yang
dapat di perbaharui dan ada yang tidak dapat diperbaharui
Macam-macam
faktor produksi alam
1) Faktor produksi alam yang tidak
dapat di perbaharui
2) Faktor produksi alam yang dapat di
perbaharui
3) Sumber daya produksi alam berupa
sumber energy
b. Faktor produksi tenaga kerja
Faktor
produksi tenaga kerja memegang perencanaan, sehingga harus selalu ditingkat
kemampuan atau keahliannya baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
c. Faktor produksi modal
modal memiliki
peranan penting dalam proses pengadaan barang dan jasa. Dengan modal yang
memadai akan terjadinya kelancaran dalam menjalankan kegiatan ekonomi
d. Faktor produksi kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan adalah faktor produksi yang
perlu dimiliki seorang pengusaha dalam menentukan faktor faktor produksi, yang
meliputi faktor produksi alam, tenaga kerja dan modal. Faktor produksi
kewirausahaan sangat diperlukan dalam mengendalikan dan mengelola badan usaha
atau perusahaan.
C.
PENGERTIAN
MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen
Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar
dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Manajemen
operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan
fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan.
Unsur Manajemen terdiri dari ;
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
1) Tahap
Perencanaan, meliputi
: Penentuan strategi operasi, penentuan lokasi pabrik, Riset dan pengembangan
produk, penentuan jumlah produk, penentuan luas dan pola produksi, penyusunan
layout & job design, serta penentuan standar kerja.
2) Tahap
Pelaksanaan, meliputi
: pengaturan bahan baku, pengturan proses produksi, pemeliharaan dan penggantian
fasilitas, perbaikan lingkungan kerja dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
3) Tahap
Pengawasan, meliputi
: pengawasan kuantitas, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya produksi dan
operasi.
Dengan
demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
D.
PENENTUAN
LOKASI PERUSAHAAN DALAM PRODUKSI
a.
Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:
1) Kriteria subyektif, keputusan lokasi
produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan
subyektif ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis
sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat
keputusan subjektif.
2) Kriteria obyektif, mempertimbangkan
berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi
pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap
pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
b.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
1) Biaya ruang kerja
Biaya
untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain
tergantung dari letak tanah.
2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa
dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus
yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi
perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif
pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi
di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya
trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang
dekat sumber permintaan dari konsumen.
5) Akses trasportasi
Perusahaan
lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih
mudah mengakses perusahaan.
dalam
menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain.
c. Lokasi
bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
1) Dengan penghitungan biaya angkut dan
jarak yang paling rendah
Contoh:
perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan
pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus
banyak tersedia.
2) Metode perbandingan biaya operasi
Memilih
beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif
lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
3) Dengan pendekatan kualitatif
Contoh:
pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
d.
Lokasi bisnis jasa
Bisnis
jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya
angkut, namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak
perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen,
cukup dengan menempel nomor telephon.
E.
RANCANGAN
PABRIK DAN SISTEM PRODUKSI
Rancangan
(Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout)
adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang
dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi
dijalankan.
Keputusan
mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana
perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang
kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu
ditentukan dimana meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan
menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu
menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan
sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem produksi
dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai
berikut :
a. Rancangan Produksi
Adalah
rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir
dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain
dari kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari
bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin
pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai
dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses
penggulungan kemudian digudangkan.
b. Rancangan
Proses
Yaitu
rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang
harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada.
Contah, proses pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari
pasien datang, mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses
selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah
perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi
c. Rancangan
Posisi Tetap
Adalah
sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan
berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya
mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat
terbang, atau proses make up artis.
Keputusan
mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung
karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini
dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah
pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
Prinsip
dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian
seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat
didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar
mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata
letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis
produksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya
jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan
dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan
kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.
F.
PERENCANAAN
JUMLAH PRODUKSI DAN PENENTUAN STANDAR
Perkiraan
jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat
dilakukan beberapa cara antara lain :
a.
Penghitungan
Forecast Produksi
Forecast
produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat
dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan. Besarnya forecast
produksi dirumuskan :
b.
Dasar
Perhitungan BEP (Unit)
BEP
(Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu
perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama
dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih
besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan
BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan
variable; Haraga jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn
selalu tetap; Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama
dangan produksi.
c.
Penentuan
Standar Kinerja
Standar
kerja yang harus ditetapkan meliputi :
-
Standar
Kualitas
Standar
mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per
atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian
mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi,
monitoring dan tindak lanjut.
-
Standar
Kuantitas
Standar
mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk
mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
-
Standar
Waktu Proses
Standar
waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh
efisiensi yang maksimal.
-
Standar
Produktivitas (Productivity
Standar
mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan.
Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau
bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
a. Total factor Productivity, dihitung
denga membaagi Output perusahaan dengan Labor + Capital + Material + Energy
input + Businnes service.
b. Material Productivity, dihitung
dengan membagi Output dengan material.
c. Labour Productivity, dihitung dengan
membagi Output dengan jumlah Labor.
F.
PENGAWASAN
KEGIATAN PRODUKSI
Pengawasan
dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau
desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari
monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan
dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas
produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang
dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.
a.
Pembelian Bahan Baku
Para
menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih
pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan,
kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan
potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b.
Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan
persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan
biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa
bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
c.
Routing
Roting
ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan
baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat
dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses
produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi
secara periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat
proses produksi yang lebih cepat dan murah.
d.
Penjadwalan
Penjadwalan
adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses
produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas
produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan.
Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan
program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas
dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.
e.
Pengawasan Kualitas
Kualitas
adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau
harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah
kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan
mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas
dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Pengawasan
dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat
menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi;
pada aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara
Pengawasan
1). Pengawasan Terhadap Produk
Dengan Sertivikasi terhadap produk
dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standart industri,
asosiasi dan sebagainya.
2).
Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium dilakukan
untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.
3).
Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari
survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab
mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
4).
Pengawasan Terhadap Proses Produksi
-
Dengan
Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses
produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang
yang pekerjanya sejenis.
-
Perolehan
Sertifikasi ISO
Sertifikat
ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada
perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak
lanjutnya.
-
Pengawasan
Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan
ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan
standart yang ditetapkan sebelumnya.
-
Pengawasan
Terhadap Standart Produksi
Dengan
menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan
selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita
pembelanjaan di bagian produksi.
REFERENSI
Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar
Bisnis. Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN). 2010
Al arif,M.Nur Rianto dan Euis Amalia .2010.Teori Mikro Ekonomi.Jakarta:Kencana
Bangun,Wilson.2007.Teori Ekonomi Mikro.Bandung:Refika
Aditama
http://kumansite.blogspot.co.id/2013/05/
teori-produksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar