PSAP 05: AKUNTANSI PERSEDIAAN
Nama : Eva Nurzanah
NPM : 113080107
Tingkat/Kelas: 3-D (Semester enam)
Prodi : Pendidikan
Ekonomi
Mata kuliah : Akuntansi Pemerintah /
Sektor Publik
Dosen : Mohamad
Joharudin, S.Pd.,M.Pd.
Pertemuan ke-Sepuluh
A.
Pengertian persediaan
Persediaan adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam
operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
membuat barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa Persediaan
(Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup
penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan
industri (manufaktur).
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa
tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang
dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan
bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap
untuk dijual). Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang
sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat
disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan
akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Persediaan merupakan aset yang berupa:
- Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah;
- Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses
produksi;
- Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat;
- Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan.
Persediaan dapat terdiri dari :
- Barang konsumsi
- Amunisi
- Bahan untuk pemeliharaan
- Suku cadang
- Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
- Pita Cukai dan leges
- Bahan baku
- Barang dalam proses/setengah jadi
- Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
Hewan dan
tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
B. Klasifikasi persediaan
Klasifikasi persediaan dapat
dibedakan menjadi dua , yaitu :
1.
Menurut PSAK no.14 (2007)
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk
menyatakan suatu jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK: Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
·
Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
·
Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
·
Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan
dalam proses
produksi
2.
Menurut jenis perusahaan
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan
tersebut. Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam
bentuk siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya.
Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : persediaan bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi. Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara
perusahaan perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua
perusahaan itu memang berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual
barang yang diperolehnya dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada
proses pengolahan seandainya terjadi pengolahan maka pengolahan tersebut
terbatas pada pembungkusan atau pemberian kemasan agar barang lebih menarik
selera konsumen. Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan
mentah menjadi produk selesai.
C. Sistem
pencatatan persediaan
Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan
biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah:
1)
Sistem Periodik (physical)
yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan
secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut
meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu
periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan
yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang
beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios
majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis
majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis
persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah
efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun
frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan
tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang meMudahkan
pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
2)
Sistem Permanen (Perpetual)
yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus
menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian
maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal
persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada
suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan
pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga
elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk
mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian
persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode
akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
D. Metode dalam
penentuan nilai persediaan
Metode yang dapat kita pergunakan. Yaitu :
1. Metode FIFO 2. Metode
LIFO 3.Metode rata-rata 4.Metode identifikasi
khusus.
1)
Metode FIFO ( First In First Out )
Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk
dianggap dijual terlebih dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di
persediaan kita adalah barang-barang yang terakhir dibeli oleh kita.
2)
Metode LIFO ( Last In First Out )
Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama
disebutkan diatas. Jadi barang yang pertama kali dijual justu adalah barang
yang terakhir kali dibeli. Dan barang yang masih ada di persediaan kita adalah
barang-barang yang pertama kali kita beli.
3)
Metode rata-rata ( Average Method )
Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita
dihitung berdasarkan harga rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua
cara penghitungan yang berbeda.
·
Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari
rata-rata harga beli barang secara global.
·
Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit.
4)
Metode idetifikasi khusus.
Dalam metode ini penilaian barang sesuai dengan nilai
masing-masing jenis barang yang ada. Jadi dalam metode ini setiap barang
haruslah jelas darimana asal-usulnya serta harga yang diperoleh ketika
pembelian barang tersebut.
E. SISTEM
PENILAIAN PERSEDIAAN
1.
PENILAIAN PERSEDIAAN DENGAN SISTEM FISIK ( PEREODIK)
Untuk menentukan nilai persediaan barang pada akhir
periode menurut system pisik
adalah sebagai berikut :
·
Metode MPKP ( FIFO )
Dalam metode ini, barang yang lebih dulu masuk diaggap
lebih dulu keluar atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas
persediaan barang yang dibeli atau yang masuk belakangan. Jadi harga pokok
barang yang keluar (dijual) dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli lebih
dahulu, sesuai dengan jumlah pembeliannya. Atau dengan kata lain nilai
persediaan akhir barang didasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir,
sesuai dengan jumlah unitnya.
·
Metode MPKP ( LIFO )
Dalam metode ini, barang yang terakhir masuk diaggap
lebih dulu keluar atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas
persediaan barang yang dibeli atau yang masuk lebih awal. Sehingga harga pokok
barang yang terjual dihitung berdasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir
sesuai dengan jumlah unitnya, atau nilai persediaan barnag didasarkan pada
harga barang yang dibeli pada awal, sesuai dengan jumlah unitnya.
·
Metode Tanda Pengenal Khusus
Dalam metode tanda pengenal khusus ( specific
identification ) setiap barang yang dibeli atau yang masuk diberi kode
/ tanda pengenal yang menunjukkan harga per satuan sesuai faktur yang diterima.
Pada metode ini sudah jelas harga per satuannya Dengan demikian untuk
mengetahui jumlah atau nilai persediaan pada akhir periode tinggal mengalikan jumlah
barang yang masih ada dengan harga yang tercantum dalam etiket barang tersebut.
·
Metode RataRata
-
Metode RataRata Sederhana
Dalam metode
ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga beli per satuan
setiap transaksi pembelian dan persediaan awal dengan frekwensi
pembelian dan persediaan awal periode.
-
Metode Rata-Rata Tertimbang
Dalam metode
ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga barang yang
tersedia untuk dijual yakni jumlah persediaan awal ditambah jumlah pembelian
dengan kuantitas barang tersebut
2.
PENILAIAN PERSEDIAAN DENGAN SISTEM PERPETUAL
Dalam sistem perpetual setiap terjadi mutasi
persediaan dicatat dalam akun persediaan. Metode penilaian persediaan digunakan
pada saat terjadi transaksi penjualan, dengan membuat Kartu Persediaan Barang
secara lengkap yang memuat kuantitas, harga satuan, jumlah harga baik untuk
lajur masuk, keluar, maupun sisa. Kartu persediaan tersebut sebagai buku
pembantu untuk tiap macam barang digunakan atau yang dijual. Sehingga apabila
perusahaan memiliki 15 jenis barang, maka harus membuat Kartu Persediaan barang
sebanyak 15.
Metode penilaian persediaan dalam pencatatan secara
perpetual sebagai berikut :
·
Metode RataRata bergerak ( Moving Average )
Dalam metode ini, harga beli ratarata dihitung setiap
terjadi transaksi pembelian. Harga pokok penjualan per satuan didasarkan pada
harga ratarata pada saat terjadi transaksi penjualan.
·
Metode FIFO
Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal
dianggap dijual paling awal juga. Perbedaanya adalah dalam metode perpetual
perhitungan harga pokok dilakukan pada saat terjadi penjualan.
·
Metode LIFO
Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap
dijual lebih dahulu. Harga pokok dihitung pada saat terjadi penjualan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar