PSAP
03: LAPORAN ARUS KAS
Nama : Eva Nurzanah
NPM : 113080107
Tingkat/Kelas: 3-D (Semester enam)
Prodi : Pendidikan
Ekonomi
Mata kuliah : Akuntansi Pemerintah /
Sektor Publik
Dosen : Mohamad
Joharudin, S.Pd.,M.Pd.
Pertemuan ke-Enam
A. PENGERTIAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai sumber penggunaan
perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, serta saldo kas dan
setara kas pada tanggal pelaporan. Laporan Arus Kas merupakan laporan yang
disusun secara sistematis untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas melalui kas umum, kas umum negara, atau kas daerah selama
periode tertentu.
B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
17 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan terkait tentang tujuan
Laporan Arus Kas yakni:
1. Tujuan pernyataan standar laporan arus kas adalah
mengatur penyajian laporan arus kas yang memberikan informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris
selama 1 periode akuntansi.
2. Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi
mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode
akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini
disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan
Sedangkan
untuk ruang lingkup dari Laporan Arus Kas itu sendiri menurut SAP penyataan No.
03 Paragraf 3 dan 4 yakni:
1. Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan
menyajikan laporan keuangan dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun
laporan arus kas sesuai dengan standar ini untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.
2. Pernyataan standar ini berlaku untuk menyusun laporan
arus kas pemerintah pusat dan daerah, satuan organisasi di lingkungan
pemerintah pusat dan daerah, atau organisasi lainnya jika menurut
perundang-undangan atau menurut standar, satuan organisasi dimaksud wajib
menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan negara atau daerah.
C. MANFAAT LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas merinci sumber penerimaan maupun
pengeluaran kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan.
Alasan Laporan Arus Kas dibutuhkan karena:
·
Kadangkala ukuran laba tidak
menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.
·
Seluruh informasi mengenai kinerja
perusahaan selama periode tertentu dapat diperoleh lewat laporan ini.
·
Dapat digunakan sebagai alat untuk
memprediksi arus kas perusahaan dimasa mendatang.
Sehingga
manfaat Laporan Arus Kas, sebagai berikut:
1. Laporan arus kas dapat digunakan sebagai alat untuk
menganalisis apakah rencana perusahaan dalam hal investasi maupun pembiayaan telah
berjalan sebagai mestinya.
2. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk maupun arus
kas keluar perusahaan selama periode.
3. Laporan kas memberikan informasi yang berguna mengenai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi, melakukan
investasi, melunasi kewajiban, dan membayar deviden.
4. Laporan kas digunakan oleh manajemen untuk
mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan
aktivitas investasi dan pembiayaan di masa yang akan datang.
Kegunaan laporan arus kas:
1. Sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan
datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang
telah dibuat sebelumnya;
2. Sebagai alat pertanggung-jawaban arus kas masuk dan
arus kas keluar selama periode pelaporan;
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana
suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas
dan solvabilitas).
D. BENTUK DAN STRUKTUR LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas menurut IPSAS dalam
penyajiannya, laporan arus kas diklasifikasikan berdasarkan kegiatan
operasional, investasi, dan pembiayaan.
1. Arus kas dari kegiatan operasional berasal dari
penerimaan dan pengeluaran kegiatan operasional utama entitas. Contohnya adalah
penerimaan dari penjualan barang atau jasa, pembayaran pemasok, pembayaran gaji
karyawan, dan lain-lain.
2. Arus kas dari kegiatan investasi berasal dari
penerimaan dan pengeluaran dari pelepasan atau perolehan sumber daya yang
dimaksudkan untuk memberikan kontribusi di masa depan. Contohnya adalah
penerimaan atau pengeluaran kas untuk pelapasan/perolehan asset tetap.
3. Arus kas dari kegiatan pembiayaan berasal dari
penerimaan dan pengeluaran terkait perolehan atau pelepasan investasi jangka
panjang dan perolehan atau pembayaran jangka panjang.
Untuk kasus akuntansi pemerintahan
di Indonesia, arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.
1. Arus Kas Berdasarkan Aktivitas Operasi
merupakan indikator yang menunjukkan
kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai
aktivitas operasionalnya di masa datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan
dari luar.
Arus kas masuk dari aktvitas operasi bersumber dari:
a.
Penerimaan perpajakan
b.
Penerimaan negara bukan pajak
c.
Penerimaan hibah
d.
Penerimaan bagian laba
e.
Penerimaan bagian laba perusahaan
negara/daerah
f.
Investasi lainnya
g.
Transfer masuk
Arus kas keluar dari aktivitas operasi berumber dari:
a. Belanja pegawai
b. Barang
c. Bunga
d. Hibah
e. Subsidi
f. Bantuansosial
g. belanja tak terduga atau belanja lain-lain
h. transfer keluar.
2. Arus Kas Berdasarkan Investasi Asset Non Keuangan
mencerminkan arus kas yang berasal
dari perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang
akan datang.
Arus kas masuk antara lain berasal
dari penjualan asset tetap dan asset lainnya.
Arus kas keluar antara lain berasal
dari perolehan asset tetap dan asset lainnya.
3. Arus Kas Berdasarkan Pembiayaan
Aktivitas
pendanaan adalah penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau
pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan
komposisi piutang jangka panjang dan utang jangja panjang atau mencerminkan
arus kas yang berhubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus
anggaran
Arus kas masuk antara lain berasal
dari:
a. Penerimaan pinjaman
b. Penerimaan divestasi
c. Penerimaan kembali pinjaman
d. Pencairan dana cadangan
Arus
kas keluar antara lain berasal dari:
a. Penyertaan Modal Pemerintah
b. Pembayaran Pokok Pinjaman
c. Pemberian Pinjaman Jangka Panjang
d. Pembentukan Cadangan.
4. Arus kas
berdasarkan Aktivitas transitoris
Ini merupakan aktivitas nonanggaran yang
mencerminkan penerimaan atau pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran
pendapatan, belanja, dan pembiayaan pemerintah.
E. METODE PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Informasi yang diperlukan untuk dapat menyusun Laporan
Arus Kas, adalah:
a. Laporan neraca awal tahun anggaran dan akhir tahun
anggaran.
b. Laporan perhitungan anggaran tahun anggaran berjalan.
c. Buku-buku besar pendapatan dan belanja tahun anggaran
berjalan dan buku pembantu terkait.
d. Buku-buku besar penerimaan dan pengeluaran kas kepada
pihak ketiga (transaksi non anggaran) dan buku pembantu yang terkait.
Laporan
Arus Kas dapat disajikan dalam dua metode. Entitas pelaporan dapat menyajikan
arus kas dari aktivitas operasi dengan cara, diantaranya:
1. Metode langsung
Metode ini mengungkapkan
pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto. Pada metode langsung,
penyusunan laporan arus kas dilakukan dengan cara menyajikan kelompok-kelompok
penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap dan dilanjutkan
dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.
Keuntungan penggunaan metode
langsung, antara lain:
a. Menyediakan informasi yang lebih baik untuk
mengestimasikan arus kas di masa yang akan datang.
c. Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas
standar bruto dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi.
2. Metode tidak langsung
Dalam metode ini, surplus atau
defisit disesuaikan dengan transaksi-transaksi operasional non kas, penangguhan
(deferal) atau pengakuan (accrual) penerimaan kas atau pembayaran yang
lalu/ yang akan datang, serta unsure pendapatan dan belanja dalm bentuk kas
yang berkaitan dengan aktivitas investasi asset non keuangan dan pembiayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar